Senin, 17 Oktober 2022

 

PEMELIHARAAN BIBIT DI PERSEMAIAN

 

Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan penanaman adalah ketersediaan bibit berkualitas. Bibit  berkualitas  ditandai  oleh  kemampuannya  beradaptasi  dengan  lingkungan  baru,  dapat  tumbuh dengan baik jika ditanam di lapangan, sehat, dan seragam. Oleh sebab itu bibit yang akan ditanam harus memenuhi mutu genetik dan mutu fisik fisiologis. Mutu  genetik  menginformasikan  tentang  asal  sumber  benih,  dengan  demikian,  mutu  genetik  akan berhubungan dengan kualitas pohon yang dijadikan sebagai penghasil benih untuk pembibitan. Jika pohon induk yang digunakan berkualitas baik, maka akan menghasilkan benih yang baik, demikian juga sebaliknya. Sedangkan mutu fisik fisiologis menginformasikan tentang kondisi fisik bibit, antara lain kondisi batang, kesehatan  bibit, tinggi, diamater, dan kekompakan media. Mutu  fisik fisiologis akan terkait dengan rangkaian atau kegiatan pembibitan yang dilakukan.

Rangkaian kegiatan pembibitan yang tidak benar akan berdampak pada kualitas bibit.. Untuk  itu  perlu  dikuasai  teknik  pembibitan  yang  baik  mulai  dari  penyiapan  sarana  dan  prasarana pembibitan, pengadaan benih, penyiapan media kecambah dan sapih, perlakuan benih, penyemaian, pemeliharaan bibit di persemaian, hingga seleksi bibit.

Adapun pemeliharaan bibit yang perlu dilakukan di persemaian antara lain adalah sebagai berikut  :

1. Penyiraman

Cara penyiraman yang biasa dilakukan adalah penyiraman dengan menggunakan gembor. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari sekitar pukul 15.00-17.00 dan pagi hari sekitar pukul. 06.00 - 08.00. Penyiraman  bibit  di  persemaian  dilakukan untuk  menggantikan  kehilangan  air  akibat  evaporasi. Tanaman yang besar mengkonsumsi air lebih banyak dibanding tanaman kecil, tanaman yang tumbuh cepat mengkonsumsi air lebih banyak dibanding tanaman yang tumbuh lambat atau tanaman dorman, dan tanaman yang tumbuh di bawah matahari mengkonsumsi air lebih banyak dibanding  tanaman  yang  tumbuh  di  bawah  naungan.  Penyiraman berlebih juga akan mengakibatkan tanah menjadi jenuh air atau bacek.



2. Pemupukan

Salah satu cara untuk memperoleh hasil pertumbuhan semai secara optimal adalah dengan cara pemupukan. Pemupukan dimaksudkan agar kadar unsur hara dalam tanah/media semai dapat meningkat dan dapat merubah keadaan fisik, kimiawi dan hayati dari tanah sehingga sesuai dengan tuntutan semai atau pemupukan persemaian bertujuan untuk meningkatkan produkfitas tanah agar diperoleh hasil semai yang optimal.

Pemupukan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan pupuk kimia maupun pupuk organik. Pemupukan kimia dengan menggunakan pupuk N.P.K. atau Ponska. setelah bibit berumur 2-3 minggu dipupuk NPK atau Ponska dengan dosis 0,05 gram per bibit (kantong plastik, yang selanjutnya pemupukan ini dilakukan secara teratur setiap 2 - 3 minggu sekali sampai semai siap ditanam di lapangan).

Untuk pemupukan organik bisa menggunakan larutan “gir”. Adapun pembuatan larutan “gir: sebagai berikut :

  • Disiapkan drum bekas dan separuh volumenya diisi pupuk kandang.
  • Tambahkan air sampai volumenya ¾ bagian,
  • Kemudian tambahkan 15 kg TSP, lalu diaduk rata.
  • Biarkan selama seminggu dan setelah itu digunakan untuk pemupukan.

Dosis pemupukan sebanyak 2 sendok makan / polybag per 2 minggu

3. Penyulaman

Penyulaman dilakukan apabila bibit ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya.



4.   Penyiangan

Maksud penyiangan yaitu menghilangkan rumput atau tumbuh-tumbuhan lain (liar) yang tidak diinginkan tumbuh bersama bibit. Tujuannya ialah membebaskan bibit dari persaingan dengan tumbuhan liar dalam hal memperoleh cahaya, udara, air dan unsur-unsur hara.

Peyiangan sering banyak menyita waktu dan tenaga, karena harus dilakukan berulang-ulang. Oleh karena itu untuk mengerjakan penyiangan harus dicari cara yang mudah dan murah dengan hasil yang memadai.

Cara pengendalian untuk mencegah tumbuhan liar/gulma di persemaian adalah sebagai berikut :

Ø  Lokasi yang akan dipakai untuk persemaian, rumput-rumput atau tumbuhan lainnya dibersihkan dahulu, sedapat mungkin sampai ke akar-akarnya.

Ø  Benih semai diusahakan jangan sampai tercampur dengan biji tumbuhan liar.

Ø  Jangan mengizinkan ternak masuk ke persemaian.

Ø  Tanah, pasir, batu dan bahan-bahan lain yang dipakai sebagai bahan membuat persemaian diusahakan bersih dari biji dan rizhoma tumbuhan liar.

Cara untuk memberantas gulma di persemaian dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut :

Ø Cara mekanis, antara lain dengan cara dicabut dan di cangkul.

Penyiangan dengan cara mencabuti satu persatu tumbuhan liar merupakan cara paling mudah dikerjakan. Cara ini dilakukan di persemaian-persemaian.

Kerugian cara mekanis adalah memerlukan cukup banyak waktu dan tenaga, disamping itu tidak semua bagian tumbuhan liar (rizhoma) tercabut, sehingga dalam beberapa waktu akan tumbuh lagi dan mungkin jumlahnya menjadi bertambah banyak. Dengan demikian penyiangan harus dilakukan berulang-ulang.



Ø Cara kimiawi, yaitu menggunakan herbisida.

Cara kimiawi merupakan cara pengendalian gulma yang tidak banyak membutuhkan tenaga, tetapi di sini dituntut suatu pengetahuan, dan ketrampilan yang memadai. Bahkan kimia selain bermanfaat menjauhkan gangguan-gangguan yang akan atau telah menimpa bibit, dapat pula bersifat racun bagi bibit tersebut, yaitu bila pemakaiannya salah atau over dosis. Bahan kimia yang digunakan untuk memberantas tumbuhan penggangu disebut herbisida. 

5. Pengendalian Hama dan Penyakit

Beberapa hama yang biasa menyerang bibit adalah semut, rayap, belalang, ulat dan cacing, sedangkan yang tergolong penyakit ialah kerusakan bibit yang disebabkan oleh cendawan atau jamur.

Cara untuk memberantas hama dapat dilakukan beberapa jalan, antara lain adalah secara kemiawi, bahan-bahan kimia yang dipakai untuk membunuh serangga disebut insektisida, sedangkan yang dipakai untuk membunuh cacing disebut Nematosida, dan yang dipakai untuk membunuh binatang pengerat disebut rodentisida. Sedangkan bahan kimia yang digunakan untuk memberantas cendawan penyebab penyakit di sebut fungisida.

6. Seleksi Bibit

Kegiatan seleksi bibit merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum bibit ditanam di lapangan, maksudnya yaitu mengelompokan bibit yang baik dari bibit yang kurang baik pertumbuhannya. Bibit yang baik merupakan prioritas pertama yang bisa dipindahkan ke lapangan untuk ditanam sedangkan bibit yang kurang baik pertumbuhannya dilakukan pemeliharaan yang lebih intensif guna memacu pertumbuhan bibit sehingga diharapkan pada saat waktu tanam tiba, kondisi bibit mempunyai kualitas yang merata. Bibit yang mempunyai ketinggian dan besar yang sama dikelompokkan dalam satu bedeng sapih agar pertumbuhan dapat merata dan seragam.






Adapun bibit yang layak ditanam harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

  • Pangkal batang telah berkayu dan memenuhi tinggi minimal 30 cm.
  • Bibit sehat dan seragam 
  • Media  perakaran  kompak, artinya  jika  polybag  dilepas  maka  media  tanaman  tidak  hancur/lepas tetapi tetap kompak. Media yang hancur akan menyebabkan banyak akar putus sehingga dapat menyebabkan kematian saat ditanam di lapangan.
  • Batang bibit lurus dan tidak bercabang
  • Bagian pucuk bibit tidak patah atau mati, karena akan menyebabkan banyak tumbuh trubusan
  • Bibit tidak sedang memiliki daun muda karena jika ditanam umumnya akan layu dan mati, hal ini dapat menyebabkan tumbuhnya trubusan.



Demikian tadi uraian singkat tentang Pemeliharaan Bibit Di Persemaian. Semoga bermanfaat bagi pembaca.

 

Salam Lestari……🌳🌳🌳


Selasa, 13 September 2022

 

TEKNIK PENYEMAIAN BIJI GMELINA


Pohon yang memiliki nama latin Gmelina arborea telah menetap dan menyebar di banyak wilayah di  Indonesia hingga saat ini. Warnanya yang putih dan terkesan padat, membuatnya menjadi langganan produsen perlengkapan rumah tangga atau furniture kayu yang mengutamakan estetika pada setiap produksinya. Layaknya kanvas putih, kayu jati putih menjadi tempat diwujudkannya dan direalisasikannya kreasi-kreasi dari kayu. Mulai dari meja, kursi, kerangka tempat tidur, rak hingga rak sepatu dan mainan, kayu gmelina ini menjadi salah satu jenis kayu yang sangat berperan dalam kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia.

Tak hanya unggul dalam bentuk estetika bagi mereka yang membudidayakannya, akan tetapi unggul hal lain seperti :

  • Pohon gmelina atau jati putih, bila dibandingkan pohon jati lainnya, ia tumbuh serta berkembang lebih cepat.
  • Banyak dimanfaatkan oleh Pengusaha meubel (furniture) kayu karena memiliki tekstur kayu yang halus.
  • Selain pertumbuhannya yang bisa dikelompokkan cepat dan terjamin keberhasilannya supaya tumbuh kokoh, gmelina juga tahan terhadap hama dan penyakit

Tanaman ini dapat tumbuh dengan optimal pada ketinggin 0-800 m dpl dengan curah hujan 1778-2286 mm per tahun dengan jumlah bulan kering maksimum 2-4 bulan per tahun, suhu yang dikehendaki yaitu berkisar antara 21-28 derajat celcius dan pH tanah 4-7. Pada umur 3-4 tahun bisa berbunga dan berbuah.

Perbanyakan tanaman dapat dilakukan melalui dua cara yaitu cara generatif dan cara vegetatif. Cara generatif merupakan perbanyakan tanaman melalui biji. Biji setiap jenis tanaman memiliki kekerasan dan ketebalan yang berbeda-beda, sehingga diperlukan perlakuan khusus sebelum ditabur.

Penyemaian biji di dilakukan di bedeng tabur untuk memperoleh kecambah yang berkualitas melalui penaburan yaitu dengan cara memilih kecambah yang sehat dan berbatang lurus untuk disapih ke polibag. Penaburan menggunakan bedeng tabur dengan menggunakan media pasir halus.

Adapun tahap-tahap dalam penyemaian biji Gmelina adalah sebagai berikut :

  • Pilih benih yang unggul dan baik dari segi kualitasnya, tidak busuk dan bila dipecah bijinya maka 3 kandung lembaga masih hijau.


  • Buat bedeng tabur berisi pasir yang sudah diayak dan dicuci bersih.
  • Bagian atasnya beri penutup dari plastik/paranet untuk menjaga kelembaban.

  • Buat bedeng sapih berisi polibag dengan media pasir dan pupuk kandang 3 :1
  • Sebelum di semai biji gmelina dijemur dalam terik matahari selama 3 hari.

  • Rendam biji gmelina dalam bak berisi air dingin selama 48 jam.
  • Tabur benih yang sudah direndam diatas media bedeng tabur yang sudah disiapkan.

  • Tutup dengan pasir hitam kembali sampai benih tidak terlihat.
  • Siram dengan sprayer atau gembor secukupnya.
  • Benih akan tumbuh menjadi kecambah dan siap sapih ke polybag.


  • Siram air secukupnya sampai umur 3 bulan.
  • Bibit siap ditanam di lahan penanaman.





Demikian tadi sekilas tentang Teknik Penyemaian Biji Gmelina, semoga bisa bermanfaat bagi para pembaca.

 Salam Lestari………🌳🌳🌳🌳🌳





Senin, 15 Agustus 2022

 

TEKNIK PENYEMAIAN BIJI BALSA

 

Balsa (Ochroma grandiflorum Rowlee) merupakan tanaman pohon dengan tinggi dapat mencapai 35 meter dan daun berbentuk bundar telur dengan bunga kuning kehijauan. Balsa termasuk dalam suku Bombacaceae yang berasal dari Brasil dan Equador, umumnya balsa tumbuh baik di dataran rendah sampai ketinggian 500 Mdpl. Perkembangbiakan balsa secara generatif dengan biji, pertumbuhannya sangat cepat. Di Indonesia balsa bisa dipanen pada umur 4 tahun dengan diameter 30 cm. Balsa ditanam sebagai pohon pelindung, dan biasanya digunakan sebagai material pembuat maket, papan selancar, aeromodelling serta untuk keperluan alat-alat penyekat dikarenakan kayu dari pohon balsa lebih ringan daripada kayu gabus.




Teknik Penyemaian Biji Balsa

Sebelum melakukan penyemaian biji balsa perlu adanya perlakuan khusus agar pertumbuhan biji balsa optimal. Adapun Teknik penyemaian biji balsa adalah sebagai berikut :

  • Rendam biji balsa dengan air panas selama 1-5 menit, setelah itu buang airnya dan diganti dengan air biasa kemudian rendam selama 12 jam.

.


  • Rendam Biji Balsa dengan kapasitas kecil dulu 250 gr untuk yang belum pernah melakukan proses semai biji balsa.
  • Setelah 12 jam proses perendaman, selanjutnya dilakukan proses semai pada bedeng tabur yang sudah disiapkan sebelumnya.


  • Saat menabur biji balsa yang sudah kita rendam 12 jam, usahakan tidak menumpuk bijinya. Merata dan tidak menggumpal di bedeng tabur, hal ini bertujuan untuk mengurangi jamur, karena biji balsa sensitif jamur.



  • Tutup tipis dengan tanah/pasir.

  • Selanjutnya sungkup dengan plastik.



  • Jaga kelembapan tanah jangan sampai kering dengan cara melakukan penyiraman 2 x dalam sehari.
  • Benih dapat dipindahkan ke polybag jika sudah berumur ±10 hari dan tinggi ±3 cm.


  • Pilih bibit yang tumbuh baik untuk dipindahkan ke Polybag.






Demikian tadi sekilas tentang Teknik Penyemaian Biji Balsa. Semoga bisa bermanfaat bagi pembaca.

     Salam Lestari.......🌳🌳🌳🌳🌳




Senin, 27 Juni 2022

 

PEMBINAAN

PENYULUH KEHUTANAN SWADAYA MASYARAKAT

( PKSM )

CABANG DINAS KEHUTANAN WILAYAH PACITAN

 

 

Penyuluh  Kehutanan  Swadaya  Masyarakat  yang selanjutnya  disebut  PKSM  adalah  pelaku  utama  yang berhasil  dalam  usahanya  dan  warga  masyarakat  lainnya yang  dengan  kesadarannya  sendiri  mau  dan  mampu menjadi penyuluh.

Adapun sasaran Penyuluhan Kehutanan Swadaya Masyarakat ( PKSM ) adalah pihak yang paling berhak  memperoleh  manfaat  penyuluhan  meliputi sasaran  utama  (pelaku  utama  dan  pelaku  usaha)  dan sasaran antara (pemangku kepentingan lainnya). Pelaku Utama adalah masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan, petani, beserta keluarga intinya. Pelaku Usaha adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi yang dibentuk menurut hukum Indonesia yang mengelola usaha kehutanan.

            Penyelenggaraan PKSM bertujuan:

1. Mendukung  Pemerintah  dan  pemerintah  daerah  dalam penyelenggaraan penyuluhan kehutanan.

2.  Untuk  meningkatkan  kinerja  pelaku  utama  dan  pelaku usaha  penyelenggaraan  penyuluhan  kehutanan  dalam pendampingan kegiatan pembangunan kehutanan.

PKSM ini bersifat mandiri karena pada saat ini belum ada insentif bagi PKSM yang mendukung kelembagaan mereka.

Syarat untuk menjadi PKSM adalah sebagai berikut :

1. Warga negara Indonesia yang dibuktikan dengan Kartu identitas penduduk (KTP).

2.  Memiliki keterampilan dan keahlian teknis dalam bidang kehutanan.

3. Telah melakukan upaya-upaya nyata dibidang pembangunan kehutanan secara sukarela/swadaya atau telah berhasil mengembangkan usaha produktif bidang kehutanan dan dapat dicontoh oleh masyarakat di sekitarnya.

4. Mempunyai sifat kepemimpinan, kemampuan komunikasi, dan teladan bagi masyarakat dan

5. Mendapat pengakuan dari masyarakat di sekitarnya bahwa yang bersangkutan memiliki kemampuan sebagai penyuluh kehutanan.

Tugas PKSM adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan,  melaksanakan,  mengembangkan  kegiatan penyuluhan kehutanan;

2. Menyusun rencana kegiatan penyuluhan kehutanan.

3. Melaksanakan  kegiatan  penyuluhan  kehutanan  secara mandiri.

4. Berperan  aktif  menumbuhkembangkan  kegiatan Penyuluhan Kehutanan.

5. Menyampaikan  informasi  dan  teknologi  baru  dan  tepat guna bagi pelaku utama.

6. Mengolah  data  hasil  lapangan  untuk  dijadikan  program dan metode Penyuluhan Kehutanan.

PKSM dalam melaksanakan tugasnya harus selalu berkoordinasi dengan Penyuluh Kehutananan ASN dalam hal : 

1. Menyusun Rencana Kerja / Kegiatan, metode dan materi penyuluhan kehutanan.

2. Melaksanakan pendampingan berbagai usaha produktif bidang kehutanan.

3. Memecahkan pemecahan masalah dalam hal pengembangan usaha.

4. Mengembangkan kerjasama dan kemitraan dengan pihak-pihak terkait dalam      pengembangan usaha pelaku utama dan pelaku usaha.

5. Pembinaan PKSM dilakukan oleh Instansi Pelaksana Penyuluhan Kehutanan di tingkat Cabang Dinas Kehutanan.

           Pada tanggal 21 Juni 2022 Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Pacitan melaksanakan kegiatan Pembinaan PKSM. Pembinaan ini dilaksanakan di Watu Mejo Mangrove Park Desa Kembang, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan. Kegiatan Pembinaan PKSM ini dihadiri oleh :

1. Kepala Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Pacitan (Bpk. Wardoyo, S. Hut., M.M.)

2. Kepala Seksi Rehabilitasi Lahan dan Pemberdayaan Masyarakat (RLPM) Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Pacitan (Bapak Sabar Budiono, S. Hut.).

3. Koordinator Penyuluh Kehutanan Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Pacitan (Slamet Riyanto, SP.)

4. Penyuluh Kehutanan Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Pacitan.

5. PKSM Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Pacitan.

Tema pembinaan PKSM adalah Program Kegiatan PKSM Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Pacitan.

Sebelum menentukan program kegiatan PKSM, terlebih dahulu harus dilakukan penggalian potensi masing-masing wilayah PKSM seperti pada tabel dibawah ini.


POTENSI PKSM CDK WILAYAH PACITAN

 

NO

NAMA

WILAYAH KERJA

POTENSI

 

 

 

 

1

NANANG ADI WIJAYA

Ds. Gedangan, Kec. Ngrayun, Ponorogo                  

  • Sadap getah pinus rakyat
  • Lebah madu Appis cerana per anggota rata-rata 10-20 stup. Jumlah stup  di kth 50 stup. Permasalahan : pengunduhan lebah
  • Pembibitan kth alam lestari. Tan. Produktif sambung durian ( 300 btg ), sengon (500 btg), gmelina ( 500 btg ), kaliandra (500 btg )
  • Ternak kambing menuju usaha kth

2

TUMINO

Ds. Tumino, Kec. Punung, Pacitan

  • Budidaya lebah klanceng menuju kampung klanceng lewat apbd
  • Rintisan KTH ternak kambing komunal, jumlah awal 15 menjadi 47 kambing.
  • Kendala : modal KTH kurang sehingga mengakses ke anggota dewan

3

PAINO

Ds. Sumber, Kec. Pringkuku, Pacitan

  • Pembibitan Sengon, Gmelina ( 2 tahun vakum krn musim yg tidak mendukung  dan pandemi)
  • Rintisan anggota KTH lebah madu Cerana rata-rata 3-4 per anggota
  • Potensi bambu melimpah jenis bambu petung, wulung, apus/dominan
  • Mencoba untuk kayu putih (1000 batang JT 2x4 m )

4

SAKRI

Desa Bangunsari, Kec. Bandar, Pacitan

  • Kendala antara kelompok tani dan kth sama sehingga pertemuan yang dilaksanakan adalah gapoktan
  • Pemeliharaan bibit tidak maksimal
  • Potensi empon-empon banyak (kunir, jahe, kencur, porang, janggelan) harga saat ini rendah. Solusi kemitraan dengan pihak lain.
  • Potensi rumput gajah banyak
  • Pembibitan alpokat (5000-10.000 batang), rencana disambung. Lokasi tanah desa. Dana dari swadaya gapoktan. Warga pernah mendapat 2 batang alpokat pada tahun 2020.
  • Lebah Madu Cerana banyak yang hilang karena Insektisida

5

KATRI

Ds. Ngreco, Kec. Tegalombo, Pacitan

  • Gula Aren. Pembuat Gula Aren 52 orang  Yang termasuk anggota KTH 32 orang. Produksi 2 kg per orang.
  •  Kendala : Jumlah pohon Aren makin berkurang karena perbanyakan hanya secara alami dan belum melakukan penanaman (bantuan bibit Aren).
  • Pemasaran Lokal Dan Pengemasan Tradisional. Harapan Pemasaran Lewat KTH
  • Hama Monyet Ekor Panjang dan Babi Hutan

6

TOBIB

Desa Karangrejo, Kec. Arjosari, Pacitan

  • Lebah Madu Klanceng
  • Bantuan bibit Durian, Rambutan Sudah Menghasilkan (Berbuah) Harga Durian Rp.25.000 – 50.000 / Buah.

7

SUPRAYITNO

KTH Wono Ijo Lestari, Kec. Sooko, Kab. Ponorogo

  •  Lebah Madu Klanceng 750 Stup
  • Budidaya Kapulaga, Hama Celeng
  • Budidaya Kopi Liberika, Pemasaran di Shopee dengan nama Kopi Famili proses produksi tradisional

8

AGUS SUNARTO

KTH Songsong Manunggal, Ds. Tokawi, Nawangan, Pacitan

  • Budidaya Janggelan dibawah tegakan
  • Potensi Temulawak. Kendala masalah pengeringan ketika musim penghujan. Membutuhkan bantuan alat untuk pengeringan.
  • Potensi Kopi : menanam, merawat, memanen, mengeringkan dan menjual belum ada kemitraan.

9

SOMO TEGUH

Ds. Sudimoro, Kec. Sudimoro, Pacitan

  • Penyulingan Minyak Nilam sejak tahun 2014 sampai saat ini. Harga Nilam  Daun Kering Rp. 13.000/Kg. Daun Basah Rp. 5.000/Kg, Daun Basah Cacah Rp. 5.000/Kg. Bagi KTH yang punya potensi Nilam bisa menjual ke Bpk. Somo Teguh. Wilayah Ada 4 Desa, Sudimoro, Ketanggung, Pagerlor, Karangmulyo.
  • KBD Tahun 2022 Tanaman Kayu Putih 40.000 Batang

10

MISGINEN

Ds. Purworejo, Kec. Pacitan, Kab. Pacitan

  • Lebah Madu Klanceng Dan Cerana Dari 2002 – 2022.

11.

SUGIYONO

Ds. Wonosobo, Ngadirojo, Pacitan

  • Potensi Gula Aren. 30 Orang anggota produksi gula Aren. Produksinya  2 Kg/Orang. Kendala Pengemasan masih tradisional.
  • Penanaman Tanaman Aren dan Alpokat ( Di Tanah Kas Desa )

12

PAWIT

Ds. Karanganyar, Kebonagung, Pacitan

  • Pembibitan swadaya Sengon tiap tahun 10.000 Batang. Program Tebang 1 Tanam 3
  • Hutan Lestari SVLK
  • Kemitraan dengan Bintang Tujuh untuk tanaman Sereh ( belum terealisasi)

13

MEGA

KTH Aren Lestari, Ds. Temon, Arjosari, Pacitan

  • Potensi Gula Aren. Ada 70 penderes Aren. 50% aktif Di KTH Aren Lestari.
  • Bantuan alat produksi (Tangga Bambu)
  • Bantuan Bibit Aren Lokal. Harapan Dapat Bantuan Aren Genjah Dari Kutai Timur. Usia lebih pendek / 5 tahun bisa panen.
  • Pirt, Halal MUI, Menuju SNI
  • BPJS Ketenagakerjaan Utk Anggota masih belum tertarik. Hanya Sekitar 10 % karena  anggota sudah punya KIS.

 

Dari hasil penggalian potensi PKSM ini ke depan nanti bisa dilakukan tindak lanjut untuk merencanakan program kegiatan yang disesuaikan dengan potensi wilayah masing-masing PKSM.

Dari hasi pembinaan PKSM ini diperoleh :

  1. Progres,  realisasi  serta  permasalahan yang  dihadapi PKSM  dalam  pelaksanaan kegiatan penyuluhan kehutanan.
  2. Mengetahui  efektifitas  kegiatan  penyuluhan kehutanan  oleh PKSM  dan  dampaknya terhadap  peningkatan  ekonomi  keluarga  petani serta kelestarian fungsi hutan dan lingkungan.
  3. Pelaporan mengenai data dan informasi PKSM yang meliputi kondisi, jumlah dan kegiatan yang telah dilakukan PKSM.   






Dari hasil pertemuan Pembinaan PKSM ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan Sumber Daya Manusia PKSM yang ada di wilayah Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Pacitan.

Demikian sekilas tulisan tentang Pembinaan Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat ( PKSM ) Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Pacitan. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

 

Salam Lestari........🌳🌳🌳🌳