Senin, 13 Februari 2023

 

PENGEMBANGAN TANAMAN PRODUKTIF

DI KTH WONO JATI UNTUK MENDUKUNG RINTISAN DESA WISATA DI DESA WARENG, KECAMATAN PUNUNG, KABUPATEN PACITAN

 

Desa Wisata adalah salah satu bentuk wisata yang baru tren pada saat ini, karena Desa Wisata ini telah ditetapkan sebagai salah satu program unggulan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Desa mempunyai peran strategis dan  berkontribusi besar dalam pembangunan nasional. Selain menyuplai kebutuhan pangan dan kebutuhan tenaga kerja, Desa juga berkontribusi terhadap perkembangan pariwisata nasional. Tren Desa wisata semakin populer setelah pandemi COVID-19. Kondisi ini membuat jumlah Desa wisata terus berkembang setiap tahunnya dengan berbagai klasifikasi mulai dari Desa wisata rintisan hingga Desa wisata mandiri. Masing-masing Desa berlomba untuk menggali potensi Desanya untuk mengembangkan rintisan Desa wisata tersebut.  

Desa wisata merupakan sebuah konsep pengembangan daerah yang menjadikan desa sebagai destinasi wisata. Pengelolaan seluruh daya tarik wisata yang tepat diharapkan dapat memberdayakan masyarakat Desa itu sendiri. Prinsip Desa wisata ini adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan usaha produktif sesuai dengan potensi dan sumber daya lokal yang ada.

Komponen yang perlu diperhatikan dalam pengembangan Desa wisata  adalah sebagai berikut :

1.    Kondisi desa

Untuk mengetahui potensi wisata, pihak Desa perlu memiliki basis data yang jelas mengenai kondisi Desa dan bagaimana ekosistem yang dapat mendukung lokasi wisata.

2.    Keadaan masyarakat dan Manajemen.

Desa wisata diharapkan dapat dikelola oleh masyarakat Desa itu sendiri. Manajemen pengelolaan Desa wisata dan kesiapan masyarakat dalam mengelola desa sangat diperlukan agar Desa wisata dapat berkembang dengan optimal

3.    Konsep Desa wisata yang unik.

Konsep Desa wisata yang unik akan memberikan penilaian yang berbeda dibandingkan dengan daerah lain.

 

Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Pacitan bekerja sama dengan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai ( BPDAS ) Solo memberikan bantuan Bibit Produktif  kepada Kelompok Tani Hutan ( KTH ) guna mendukung kegiatan pengembangan rintisan Desa Wisata yang ada Di KTH atau Desa wilayah binaan. Bibit tersebut dibagikan secara gratis dengan mengajukan permohonan atau proposal.

            Penanaman bibit Poduktif ini diharapkan dapat menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan rehabilitasi hutan dan lahan ( RHL ), upaya untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga. serta dapat berfungsi sebagai media produksi dan media tata air.  Salah satu penentu keberhasilan RHL adalah melalui peningkatan kualitas bibit melalui penyediaan bibit Produktif.

            Pemilihan bibit tanaman unggul akan berperan penting guna menghasilkan produk buah yang sangat berkualitas. Keterbatasan akses masyarakat untuk memperoleh bibit yang berkualitas menjadi salah satu permasalahan dalam pengusahaan tanaman yang memiliki hasil tinggi, untuk itu Balai Pengelolaan DAS ( BPDAS ) Solo memfasilitasi penyediaan bibit produktif pada wilayah kerja yang berada di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.

            Salah satu Kelompok Tani Hutan ( KTH ) yang mendapatkan bantuan bibit produktif ini adalah KTH Wono Jati Desa Wareng, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan. KTH Wono Jati mendapatkan bibit produktif sebanyak 1.500 batang dengan rincian masing-masing bibit adalah sebagai berikut :

1.    Alpukat 500 Batang

2.    Jeruk Pamelo 500 Batang

3.    Matoa 500 Batang.

Lokasi penanaman bibit produktif ada di Dusun Wareng Kidul, Desa Wareng, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan dan difokuskan di Tanah Kas Desa dan di sekitar Tanah Kas Desa atau di lahan milik masyarakat, yang rencana ke depan akan digunakan sebagai rintisan potensi wisata di Desa Wareng. Penanaman bibit produktif dilakukan secara bersama-sama antara KTH Wono Jati dengan Pemdes Wareng, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan.

Di tanah kas Desa tersebut juga sudah dibangun kolam renang anak dan dewasa tetapi pengerjaan belum sempurna. Dan juga sudah ada tanaman dengan jenis Mangga dan Durian.









Adanya penambahan bibit produktif di tanah kas Desa dan di lahan sekitar tanah kas Desa tersebut diharapkan dapat memberikan kesadaran pada masyarakat dalam upaya untuk mengotimalkan pemanfaatan potensi lahan pekarangan dan untuk mendukung rintisan Desa Wisata di Desa Wareng sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

Pengembangan rintisan Desa wisata diharapkan dapat menjadi salah satu bentuk percepatan pembangunan Desa untuk mendorong kesejahteraan masyarakat di dalamnya. Desa wisata yang telah maju nantinya akan memberikan dampak berupa peningkatan kualitas lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

 

Demikian tulisan tentang Pengembangan Tanaman Produktif Di Kth Wono Jati Untuk Mendukung Rintisan Desa Wisata Di Desa Wareng, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan. Semoga bermanfaat.


Salam Lestari...............🌳🌳🌳🌳

Kamis, 08 Desember 2022

GERAKAN PENANAMAN BIBIT PERSEMAIAN PERMANEN

DI KTH WANA KARYA IV DESA MENDOLO KIDUL,

KECAMATAN PUNUNG, KABUPATEN PACITAN

 



Gerakan penanaman pohon atau buah yang dilakukan oleh KTH Wana Karya IV Desa Mendolo Kidul, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan adalah merupakan salah satu aksi nyata dalam upaya untuk menyelamatkan hutan, tanah, dan air. Kegiatan tersebut sekaligus membangun kesadaran masyarakat baik itu Kelompok Tani Hutan ( KTH ), tokoh masyarakat atau pemuda untuk lebih aktif dalam menanam pohon dan mendukung budaya gemar menanam pohon.

Menanam pohon mempunyai berbagai manfaat antara lain :

1)    Mengurangi dampak pemanasan global,

2)    Menyediakan pasokan oksigen untuk keberlangsungan hidup di bumi,

3)    Menjadi tempat tinggal untuk beragam spesies.

4)    Mencegah erosi dan banjir

Bibit tanaman yang ditanam oleh KTH Wana Karya IV Desa Mendolo Kidul adalah bibit yang berasal dari Persemaian Permanen Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai ( BPDAS ) Solo yang tepatnya berada di Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Sebelumnya KTH Wana Karya IV Desa Mendolo Kidul mengajukan permohonan bantuan bibit lewat proposal yang ditujukan kepada Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai ( BPDAS ) Solo. Setelah ada verifikasi calon lokasi penanaman, kemudian bisa dilakukan pengambilan bibit ke Persemaian Permanen Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai ( BPDAS ) Solo di  Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, dengan persyaratan membawa Kartu Identitas ( KTP ) Ketua Kelompok Tani Hutan ( KTH ) dan stempel KTH. Adapun jenis bibit yang diterima oleh KTH Wana Karya IV adalah sebanyak 1.900 batang. Jenis bibit terdiri dari :

1.    Alpukat                            : 200 Batang

2.    Durian                              : 600 Batang

3.    Jambu Biji Merah             : 200 Batang

4.    Jeruk                                : 200 Batang

5.    Pete                                 : 200 Batang

6.    Kelengkeng                      : 500 Batang





Bibit ini sebagian ditanam di tanah kas Dusun Kendal dan sebagian menyebar ke masyarakat. Lokasi penanaman ini sebelumnya sudah ditanami tanaman kayu-kayuan berupa Sengon, Akasia, Jati dan Jabon. Untuk penanaman tanaman buah ini adalah disela-sela tanaman kehutanan. Diharapkan nantinya selain mendapatkan hasil kayu dari tanaman kayu-kayuan juga dapat mendapatkan hasil dari  tanaman buah yaitu berupa  buah.   

Gerakan penanaman bibit PP ini dilaksanakan pada tanggal 04 Desember 2022 oleh KTH Wana Karya IV Desa Mendolo Kidul, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan  dengan didampingi oleh Penyuluh Kehutanan Kecamatan Punung. Penanaman tanaman buah tersebut diharapkan dapat memberikan kesadaran pada masyarakat dalam mengotimalkan pemanfaatan potensi lahan pekarangan dan memanfaatkan tanah kas Desa sehingga nantinya diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.







Setiap tahun Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Pacitan memfasilitasi permintaan bibit yang ditujukan ke BPDAS Solo baik itu dari Kelompok Tani Hutan ( KTH ), LMDH ( Lembaga Masyarakat Desa Hutan ) serta instansi-instansi lain yang membutuhkan bibit tanaman kehutanan atau buah. Bibit tersebut diperoleh secara gratis dengan mengajukan permohonan atau proposal. Tahun 2022 ini permintaan masyarakat untuk tanaman buah atau produktif semakin tinggi, karena saat ini banyak kegiatan Desa yang mengarah ke wisata dan tananam buah atau produktif ini digunakan sebagai penunjang wisata. Sehingga bibit produktif mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendukung kegiatan tersebut. Disamping itu tanaman buah dapat ditanam di pekarangan rumah dan jalan-jalan di sekitar rumah. 

Demikian tulisan tentang Gerakan Penanaman Bibit Persemaian Permanen Di Kth Wana Karya IV Desa Mendolo Kidul, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan. Semoga bermanfaat.

 

Salam Lestari ......🌳🌳🌳 

Selasa, 08 November 2022

TEKNIK PEMBUATAN LUBANG TANAM

Persiapan awal yang harus dilakukan sebelum melakukan penanaman tanaman kehutanan atau kayu-kayuan selain persiapan bibit adalah persiapan pembuatan lubang tanam yang akan sangat berpengaruh terhadap kualitas pertumbuhan tanaman selanjutnya.

Dalam persiapan bibit, bibit yang akan ditanam sebaiknya mempunyai ketinggian 30 cm, telah berumur minimal 4 bulan dan telah melalui proses aklimatisasi ( Proses penyesuaian fisiologis atau adaptasi dari tanaman terhadap lingkungan baru yang akan dimasukinya ). Kondisi batang segar, lurus dan tidak patah. Memiliki daun minimal 3 tingkatan, dan pucuk tidak patah. Perakaran bibit sudah menyatu dengan media di polybag, kondisi ini dapat dicoba dengan cara menarik batang bibit secara perlahan dari media, apabila sukar dicabut berarti perakaran sudah menyatu dan siap ditanam, jika sebaliknya berarti perakaran belum menyatu dengan media dan harus menunggu beberapa waktu sampai bibit siap tanam.

Lubang tanam adalah lubang yang dibuat di dalam tanah untuk tempat hidup tanaman dengan memodifikasi ruang akar pada awal pertumbuhan tanaman dengan menyediakan ruang tumbuh yang ideal, khususnya bagi pertumbuhan akar.

Jika pembuatan lubang tanam ini tidak dilakukan sesuai dengan teknis maka akan menyebabkan :

  • Pertumbuhan tanaman tidak sesuai dengan yang diharapkan ( lambat ).
  • Kekurangan nutrisi.
  • Produksi tanaman menjadi lebih lama.
  • Tanaman rentan terhadap serangan hama dan penyakit.

TUJUAN PEMBUATAN LUBANG TANAM

Tujuan pembuatan lubang tanam adalah sebagai berikut :

  1. Meningkatkan kesuburan tanah

Dalam pembuatan lubang tanam pada umumnya dilanjutkan dengan pemberian pupuk dasar sehingga akan mempengaruhi kesuburan tanah yang akan kita jadikan media tanam bagi bibit tanaman yang akan kita tanam.

  1. Merubah fisik tanah menjadi gembur

Pada saat awal pembuatan lubang tanam, tanah dicangkul dan digali sehingga terjadi perubahan fisik tanah menjadi gembur. Keadaan ini akan menguntungkan tanaman karena akar lebih mudah dalam menembus tanah untuk mencari unsur hara dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

  1. Mengurangi Hama dan Penyakit.

Pembuatan lubang tanam dengan cara mengali tanah akan mempengaruhi perkembangan hama dan penyakit. Keberadaan hama dan penyakit di dalam tanah akan berkurang. Karena terjadi pembalikan tanah bagian dalam sehingga akan menganggu habitat atau tempat hidup hama dan penyakit, selain itu pembalikan tanah juga akan menyebabkan terjadi perubahan struktur bagian tanah bawah keatas sehingga akan terkena sinar matahari yang umumnya tidak disukai oleh hama dan penyakit sehingga akan mengganggu proses perkembangan hama dan penyakit tersebut.

 

PELAKSANAAN PEMBUATAN LUBANG TANAM

Langkah-langkah pembuatan lubang tanam adalah sebagai berikut :.

1.    Menentukan titik penanaman

Tentukan titik letak penanaman di lokasi penanaman dengan mempertimbangkan jarak tanaman yang dikehendaki. Bersihkan sekeliling calon lubang tanam dari rumput, sampah, maupun batuan yang ada yang dapat mengganggu penanaman. Lakukan pemasangan acir untuk memudahkan dalam pembuatan lubang tanam atau penanaman.


2.    Pembuatan lubang tanam

Gali lubang tanam dengan ukuran minimum 50 x 50 x 50 cm. Makin besar ukuran lubang, semakin cepat bagi tanaman untuk membangun perakaran yang banyak dan kokoh. Makin banyak dan kokoh perakaran, semakin cepat pertumbuhan tanaman menjadi pohon dewasa dan semakin cepat untuk dipanen.


3. Sterilisasi Lubang Tanam  

Membiarkan lubang tanam tersebut selama minimal satu bulan agar organisme yang bersifat merugikan ( hama dan penyakit ) mulai dari bakteri, jamur, protozoa, cacing, semut, tungau, uret dan organisme tanah lainnya.yang ada di dalam tanah terkena sinar matahari dan akhirnya akan mati karena jika organisme tersebut berada pada suhu di atas 60 derajad celcius akan mati.


4.    Pembersihan lubang tanam

Bersihkan lubang tanam dari batu, kerikil, sisa akar, maupun kotoran lainnya sehingga lubang tanam terlihat bersih dan rapi.


5.    Penambahan Pupuk Kandang atau Kompos

Campurkan tanah hasil galian yang telah disterilisasi tadi dengan 1 karung  ( ± 25 50 kg ) pupuk kompos / kandang. Prinsipnya, makin banyak kompos yang dimasukkan, semakin bagus pertumbuhan pohon di kemudian hari. Sebaiknya pupuk kendang / kompos tersebut adalah pupuk kandang / kompos yang sudah melalui proses fermentasi, Ciri-cirinya adalah warna, tekstur dan aroma pupuk kandang sudah berubah mirip seperti tanah. Jika belum difermentasi sempurna, pupuk kandang akan menjadi masalah panjang di kemudian hari. Sebab, bahan ini mengandung banyak bibit hama dan penyakit serta gas beracun yang berbahaya bagi tanaman.

Sedangkan tujuan fermentasi adalah mematikan semua bibit hama dan penyakit serta menghilangkan seluruh gas beracun yang terkandung dalam pupuk kandang.

Digunakan pupuk kandang / kompos karena :

  1. Pupuk kandang / kompos bisa memperbaiki tekstur tanah menjadi lebih gembur dan remah
  2. Pupuk kandang / kompos bisa meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat air sehingga tanah tidak mudah kering
  3. Pupuk kandang / kompos bisa memperkaya keanekaragaman mikroorganisme tanah yang bermanfaat
  4. Pupuk kandang / kompos bisa menyediakan unsur hara dan berbagai jenis hormon pertumbuhan bagi tanaman

Kemudian masukkan kembali tanah hasil galian yang telah dicampur pupuk kandang / kompos tersebut ke dalam lubang tanam hingga penuh.




6.    Menambahkan Kapur Dolomit

Selain kompos, juga perlu menambahkan kapur dolomit sebanyak 0,5 – 1 kg ke dalam tanah. Cara aplikasinya bisa dicampur dan diaduk bersamaan saat menambahkan pupuk kompos tadi atau bisa juga ditabur merata di atas tanah setelah tanah galian dimasukkan kembali ke dalam lubang tanam. Kapur dolomit sangat berguna untuk menaikkan pH tanah supaya mendekati netral. Hal itu mengingat sebagian besar tanah di Indonesia memiliki pH yang rendah atau asam. Namun tidak berlaku apabila pH tanah di lahan sudah dalam kondisi netral. Pemberian kapur dolomit pada tanah ber-pH netral beresiko menaikkan level pH menjadi keluar dari batas netral, yang justru akan mengganggu pertumbuhan tanaman. Untuk itu, sangat disarankan memiliki alat pH Meter untuk mengukur level pH tanah secara akurat. Ketika pH tanah jauh dari level netral, baik asam maupun basa / alkali, maka mayoritas unsur hara di dalam tanah yang dibutuhkan tanaman akan terikat oleh unsur kimiawi dalam tanah, sehingga tanaman tidak bisa menyerap unsur hara tersebut.



7.    Lubang tanam siap untuk ditanami.





Demikian tadi tulisan tentang Teknik Pembuatan Lubang Tanam, tulisan ini dbuat karena di lapangan masih banyak petani hutan yang menanam tanaman kehutanan atau kayu-kayuan dan buah tanpa membuat lubang tanam terlebih dahulu sehingga pertumbuhan tanaman lambat dan tidak maksimal. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca.

 

Salam Lestari…….🌳🌳🌳

 

Senin, 17 Oktober 2022

 

PEMELIHARAAN BIBIT DI PERSEMAIAN

 

Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan penanaman adalah ketersediaan bibit berkualitas. Bibit  berkualitas  ditandai  oleh  kemampuannya  beradaptasi  dengan  lingkungan  baru,  dapat  tumbuh dengan baik jika ditanam di lapangan, sehat, dan seragam. Oleh sebab itu bibit yang akan ditanam harus memenuhi mutu genetik dan mutu fisik fisiologis. Mutu  genetik  menginformasikan  tentang  asal  sumber  benih,  dengan  demikian,  mutu  genetik  akan berhubungan dengan kualitas pohon yang dijadikan sebagai penghasil benih untuk pembibitan. Jika pohon induk yang digunakan berkualitas baik, maka akan menghasilkan benih yang baik, demikian juga sebaliknya. Sedangkan mutu fisik fisiologis menginformasikan tentang kondisi fisik bibit, antara lain kondisi batang, kesehatan  bibit, tinggi, diamater, dan kekompakan media. Mutu  fisik fisiologis akan terkait dengan rangkaian atau kegiatan pembibitan yang dilakukan.

Rangkaian kegiatan pembibitan yang tidak benar akan berdampak pada kualitas bibit.. Untuk  itu  perlu  dikuasai  teknik  pembibitan  yang  baik  mulai  dari  penyiapan  sarana  dan  prasarana pembibitan, pengadaan benih, penyiapan media kecambah dan sapih, perlakuan benih, penyemaian, pemeliharaan bibit di persemaian, hingga seleksi bibit.

Adapun pemeliharaan bibit yang perlu dilakukan di persemaian antara lain adalah sebagai berikut  :

1. Penyiraman

Cara penyiraman yang biasa dilakukan adalah penyiraman dengan menggunakan gembor. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari sekitar pukul 15.00-17.00 dan pagi hari sekitar pukul. 06.00 - 08.00. Penyiraman  bibit  di  persemaian  dilakukan untuk  menggantikan  kehilangan  air  akibat  evaporasi. Tanaman yang besar mengkonsumsi air lebih banyak dibanding tanaman kecil, tanaman yang tumbuh cepat mengkonsumsi air lebih banyak dibanding tanaman yang tumbuh lambat atau tanaman dorman, dan tanaman yang tumbuh di bawah matahari mengkonsumsi air lebih banyak dibanding  tanaman  yang  tumbuh  di  bawah  naungan.  Penyiraman berlebih juga akan mengakibatkan tanah menjadi jenuh air atau bacek.



2. Pemupukan

Salah satu cara untuk memperoleh hasil pertumbuhan semai secara optimal adalah dengan cara pemupukan. Pemupukan dimaksudkan agar kadar unsur hara dalam tanah/media semai dapat meningkat dan dapat merubah keadaan fisik, kimiawi dan hayati dari tanah sehingga sesuai dengan tuntutan semai atau pemupukan persemaian bertujuan untuk meningkatkan produkfitas tanah agar diperoleh hasil semai yang optimal.

Pemupukan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan pupuk kimia maupun pupuk organik. Pemupukan kimia dengan menggunakan pupuk N.P.K. atau Ponska. setelah bibit berumur 2-3 minggu dipupuk NPK atau Ponska dengan dosis 0,05 gram per bibit (kantong plastik, yang selanjutnya pemupukan ini dilakukan secara teratur setiap 2 - 3 minggu sekali sampai semai siap ditanam di lapangan).

Untuk pemupukan organik bisa menggunakan larutan “gir”. Adapun pembuatan larutan “gir: sebagai berikut :

  • Disiapkan drum bekas dan separuh volumenya diisi pupuk kandang.
  • Tambahkan air sampai volumenya ¾ bagian,
  • Kemudian tambahkan 15 kg TSP, lalu diaduk rata.
  • Biarkan selama seminggu dan setelah itu digunakan untuk pemupukan.

Dosis pemupukan sebanyak 2 sendok makan / polybag per 2 minggu

3. Penyulaman

Penyulaman dilakukan apabila bibit ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya.



4.   Penyiangan

Maksud penyiangan yaitu menghilangkan rumput atau tumbuh-tumbuhan lain (liar) yang tidak diinginkan tumbuh bersama bibit. Tujuannya ialah membebaskan bibit dari persaingan dengan tumbuhan liar dalam hal memperoleh cahaya, udara, air dan unsur-unsur hara.

Peyiangan sering banyak menyita waktu dan tenaga, karena harus dilakukan berulang-ulang. Oleh karena itu untuk mengerjakan penyiangan harus dicari cara yang mudah dan murah dengan hasil yang memadai.

Cara pengendalian untuk mencegah tumbuhan liar/gulma di persemaian adalah sebagai berikut :

Ø  Lokasi yang akan dipakai untuk persemaian, rumput-rumput atau tumbuhan lainnya dibersihkan dahulu, sedapat mungkin sampai ke akar-akarnya.

Ø  Benih semai diusahakan jangan sampai tercampur dengan biji tumbuhan liar.

Ø  Jangan mengizinkan ternak masuk ke persemaian.

Ø  Tanah, pasir, batu dan bahan-bahan lain yang dipakai sebagai bahan membuat persemaian diusahakan bersih dari biji dan rizhoma tumbuhan liar.

Cara untuk memberantas gulma di persemaian dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut :

Ø Cara mekanis, antara lain dengan cara dicabut dan di cangkul.

Penyiangan dengan cara mencabuti satu persatu tumbuhan liar merupakan cara paling mudah dikerjakan. Cara ini dilakukan di persemaian-persemaian.

Kerugian cara mekanis adalah memerlukan cukup banyak waktu dan tenaga, disamping itu tidak semua bagian tumbuhan liar (rizhoma) tercabut, sehingga dalam beberapa waktu akan tumbuh lagi dan mungkin jumlahnya menjadi bertambah banyak. Dengan demikian penyiangan harus dilakukan berulang-ulang.



Ø Cara kimiawi, yaitu menggunakan herbisida.

Cara kimiawi merupakan cara pengendalian gulma yang tidak banyak membutuhkan tenaga, tetapi di sini dituntut suatu pengetahuan, dan ketrampilan yang memadai. Bahkan kimia selain bermanfaat menjauhkan gangguan-gangguan yang akan atau telah menimpa bibit, dapat pula bersifat racun bagi bibit tersebut, yaitu bila pemakaiannya salah atau over dosis. Bahan kimia yang digunakan untuk memberantas tumbuhan penggangu disebut herbisida. 

5. Pengendalian Hama dan Penyakit

Beberapa hama yang biasa menyerang bibit adalah semut, rayap, belalang, ulat dan cacing, sedangkan yang tergolong penyakit ialah kerusakan bibit yang disebabkan oleh cendawan atau jamur.

Cara untuk memberantas hama dapat dilakukan beberapa jalan, antara lain adalah secara kemiawi, bahan-bahan kimia yang dipakai untuk membunuh serangga disebut insektisida, sedangkan yang dipakai untuk membunuh cacing disebut Nematosida, dan yang dipakai untuk membunuh binatang pengerat disebut rodentisida. Sedangkan bahan kimia yang digunakan untuk memberantas cendawan penyebab penyakit di sebut fungisida.

6. Seleksi Bibit

Kegiatan seleksi bibit merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum bibit ditanam di lapangan, maksudnya yaitu mengelompokan bibit yang baik dari bibit yang kurang baik pertumbuhannya. Bibit yang baik merupakan prioritas pertama yang bisa dipindahkan ke lapangan untuk ditanam sedangkan bibit yang kurang baik pertumbuhannya dilakukan pemeliharaan yang lebih intensif guna memacu pertumbuhan bibit sehingga diharapkan pada saat waktu tanam tiba, kondisi bibit mempunyai kualitas yang merata. Bibit yang mempunyai ketinggian dan besar yang sama dikelompokkan dalam satu bedeng sapih agar pertumbuhan dapat merata dan seragam.






Adapun bibit yang layak ditanam harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

  • Pangkal batang telah berkayu dan memenuhi tinggi minimal 30 cm.
  • Bibit sehat dan seragam 
  • Media  perakaran  kompak, artinya  jika  polybag  dilepas  maka  media  tanaman  tidak  hancur/lepas tetapi tetap kompak. Media yang hancur akan menyebabkan banyak akar putus sehingga dapat menyebabkan kematian saat ditanam di lapangan.
  • Batang bibit lurus dan tidak bercabang
  • Bagian pucuk bibit tidak patah atau mati, karena akan menyebabkan banyak tumbuh trubusan
  • Bibit tidak sedang memiliki daun muda karena jika ditanam umumnya akan layu dan mati, hal ini dapat menyebabkan tumbuhnya trubusan.



Demikian tadi uraian singkat tentang Pemeliharaan Bibit Di Persemaian. Semoga bermanfaat bagi pembaca.

 

Salam Lestari……🌳🌳🌳