Rabu, 23 Juni 2021

 PEMANFAATAN LAHAN BAWAH TEGAKAN DENGAN TANAMAN EMPON-EMPON

        

          Hutan sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan sumber daya alam yang berupa kayu saja, tetapi masih banyak potensi non kayu yang dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat. Banyak sekali kegiatan yang dapat dilakukan oleh masyarakat di sekitar hutan dalam rangka kegiataan pemanfaatan lahan di bawah tegakan tanaman pokok kehutanan yang biasanya berupa tanaman tumpangsari, antara lain dengan menanam padi, jagung, empon-empon, maupun porang.

      Kecamatan Punung adalah salah satu kecamatan yang berada di sebelah barat dari Kabupaten Pacitan. Pada umumnya hutan rakyat yang berada di wilayah kecamatan Punung terdiri dari tegakan Sengon Laut, Jati dan Akasia. Salah satu cara petani untuk meningkatkan pendapatan ekonomi mereka yaitu dengan memanfaatkan lahan kosong yang berada di bawah tegakan hutan. Petani menanam jenis tanaman empon-empon atau tanaman herbal di bawah tegakan sengon laut atau kayu-kayuan lain. Harapan dari petani yaitu sambil menunggu hasil panen dari tegakan hutan yang berdaur panjang bisa mendapatkan hasil lain dari lahan tersebut yaitu hasil empon-empon yang berada di bawah tegakan hutan. Karena empon-empon biasanya bisa dipanen 4-6 bulan setelah tanam. 

        Sistem penanaman ini sering disebut dengan Agroforestry. Sistem agroforestry di hutan rakyat ini bertujuan untuk menciptakan pengelolaan sumber daya alam berbasis masyarakat yang berkelanjutan sebagai sistem kombinasi tanaman berbasis kayu. Hutan rakyat yang didominasi oleh tanaman kayu akan menciptakan kondisi iklim mikro yang spesifik, sehingga tanaman bawah tegakan khususnya  empon-empon yang dikembangkan dapat tumbuh dengan subur. Berbagai jenis empon-empon yang dibudidayakan antara lain adalah kunyit, jahe, kencur, temulawak dll.

    Faktor ekonomi merupakan prioritas petani dalam pemilihan jenis tanaman dalam mengusahakan lahan agroforestry. Faktor ekonomi berpengaruh langsung terhadap pendapatan petani. Faktor ekologi menjadi prioritas setelah faktor ekonomi. Dampak positif dari sistem  Agroforestry ini adalah sebagai berikut :

a. Dampak Ekonomi

Ø  Adanya diversifikasi hasil yaitu hasil non kayu memberi keuntungan berupa pendapatan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek (mingguan, bulanan, tahunan), hasil kayu memberi keuntungan finansial jangka menengah ( 5 tahunan ) yang dicadangkan untuk memenuhi kebutuhan yang memerlukan biaya besar yang sudah direncanakan oleh petani. 

Ø  Peningkatan nilai per satuan luas.

Ø  Memberi kontribusi dalam penyediaan tenaga kerja bagi masyarakat. 

b. Dampak Ekologi 

Ø  Penutupan lahan yang semakin luas yang efektif mencegah bencana alam. 

Ø  Siklus hara alami terjamin dengan tersedianya seresah yang cukup. 

Ø Membantu sistem perakaran dalam menahan air sehingga proses hidrologi dapat berjalan normal. 

Ø  Menghasilkan O2 dan mengikat CO2 sehingga pencemaran udara terkendali. 

Ø  Berkontribusi dalam pelestarian alam. 

PENANAMAN EMPON-EMPON ( KUNYIT ) 


 

PENANAMAN EMPON-EMPON ( JAHE )






Salam Lestari .............!!!
🌱🌱🌱🌲🌲🌲🌳🌳🌳







Tidak ada komentar:

Posting Komentar