Jumat, 19 Februari 2021

SARANA MEDIA PENYULUHAN KEHUTANAN

 

PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI

HASIL HUTAN BUKAN KAYU ( PORANG )

     

        Hasil Hutan Bukan Kayu ( HHBK ) adalah hasil hutan hayati baik nabati atau hewani beserta produk turunannya dan budidaya kecuali kayu yang berasal dari hutan.

Hasil Hutan Bukan Kayu merupakan hasil sampingan dari sebuah pohon, misalnya Getah, Daun, Kulit, Buah atau berupa tumbuh-tumbuhan yang memiliki sifat khusus seperti rotan, bambu dan lain-lain.

Hasil hutan bukan kayu ( HHBK ) sekarang ini menjadi prospek baru dalam menggali potensi kekayaan hutan indonesia. Diantara jenis hasil hutan bukan kayu yang banyak dikembangkan untuk saat ini adalah Tanaman Porang. Porang adalah tanaman asli Indonesia yang sudah lama dimanfaatkan. Ketika masa Jepang, masyarakat disuruh mencari Porang untuk kebutuhan industri. Namun untuk di Wilayah Pacitan khususnya wilayah Barat khususnya Kecamatan Punung aspek budidaya baru disadari belakangan ini.

        Porang adalah tanaman yang toleran terhadap naungan hingga 60 %. Porang dapat tumbuh pada jenis tanah apa saja di ketinggian 0 sampai 700 m dpl. Dengan  sifat tanaman tersebut maka tanaman porang dapat dibudidayakan di lahan bawah tegakan hutan. Untuk bibitnya biasanya menggunakan umbi, katak dan biji dari bunga.

        Salah satu Kelompok Tani Hutan ( KTH ) di Kecamatan Punung yaitu KTH Wana Yasa I  Dusun Petung, Desa Piton saat ini sudah mulai melirik untuk membudidayakan tanaman porang. Sebenarnya porang sudah mulai di tanam di wilayah tersebut sejak akhir tahun 2015. Dan sudah ada yang panen dan merasakan hasilnya. Awalnya tanaman itu dianggap tidak menghasilkan sehingga pada saat itu banyak petani yang tidak tertarik untuk menanam porang dan setelah ada yang panen anggapan itu jadi pudar. Dan kebalikannya saat ini banyak petani yang ingin mengembangkan tanaman porang. Karena untuk saat ini nilai jual umbi porang dan katak semakin tinggi. Dan di Jawa Timur tanaman porang merupakan salah satu komoditas yang diunggulkan karena tanaman porang merupakan tanaman yang memiliki pasar ekspor seperti Jepang, Cina, Taiwan dan Korea. Sedangkan manfaat dari tanaman Porang sendiri merupakan bahan bahan baku industri kosmetik, pengental lem, mie ramen dan campuran makanan.

Anggota KTH Wana Yasa I menanam tanaman porang secara swadaya. Penanaman yaitu dengan menggunakan bibit yang berasal dari umbi dan katak. Penanaman dilakukan di bawah tegakan hutan, pada umumnya di bawah tegakan sengon laut. Harapan dari petani adalah lahan bawah tegakan yang semula tidak dimanfaatkan secara optimal dengan adanya penanaman porang yang memiliki nilai jual yang tinggi nantinya bisa meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan hidup petani.

    Untuk mendukung keberhasilan pengembangan tanaman Porang, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur melalui Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Pacitan ikut memfasilitasi pengembangan Tanaman Porang tersebut melalui kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu ( HHBK ) berupa bantuan bibit Porang dan Pupuk Organik ke Kelompok Tani Hutan ( KTH ) maupun LMDH.

       

PENANAMAN PORANG KTH WANA YASA I 
SECARA SWADAYA






Tulisan ini ditulis sebagai sarana media penyuluhan kehutanan, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Salam Lestari !!!! 






Minggu, 17 Januari 2021

MEDIA PENYULUHAN KEHUTANAN

 

TANAMAN PRODUKTIF DAN MANFAATNYA

Tanaman Produktif adalah  semua jenis tanaman yang memiliki fungsi selain kayu, contohnya adalah tanaman yang dapat menghasilkan buah untuk dikonsumsi, daun-daunan untuk pakan ternak serta ranting dan dahan untuk kayu bakar, sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia. Tanaman produktif lebih cenderung memiliki sifat konservatif, karena tanaman tersebut jarang ditebang oleh masyarakat. Sehingga disamping memiliki fungsi ekonomis juga memiliki fungsi ekologi.

Di Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Pacitan tiap tahun memberikan bantuan bibit produktif untuk Kelompok Tani Hutan ( KTH ) sesuai dengan permintaan dari masyarakat. Sebelum mendapatkan bibit produktif terlebih dahulu harus membuat proposal pengajuan bibit tanaman produktif yang ditujukan ke BPDASHL Solo. Adapun jenis tanaman produktifnya adalah : Alpukat, Aren, Kelengkeng, Rambutan, Matoa, Jambu Air, Pete, Mangga, Nangka, Sukun, Jeruk dan lain-lain.

BANTUAN TANAMAN PRODUKTIF

Tanaman produktif biasanya ditanam diantara tanaman kayu-kayuan, atau ditanam di area pekarangan rumah dan kebun. Dimana persentase tanaman kayu lebih besar dibandingkan dengan tanaman produktif.

JERUK KEPROK

JAMBU AIR

MATOA


Tanaman Produktif ini juga cocok digunakan untuk tanaman penghijauan karena jenis tanaman produktif termasuk tanaman yang cepat tumbuh. Contoh tanaman produktif untuk penghijauan adalah : Tanjung, Gayam, Kepuh dan lain-lain.  

Disamping itu tanaman produktif juga dapat ditanam di sekitar sumber mata air sebagai pelindung sumber mata air dan penyimpan air.  Diantara jenis tanaman produktif yang biasa di tanam di sekitar sumber mata air adalah Aren dan Picung. Pohon Aren memiliki akar serabut yang kuat sehingga merupakan tanaman penahan longsor. Jika disekitar sumber mata air terdapat pohon aren dalam jumlah banyak dan bahkan dapat tumbuh berdampingan dan memiliki akar yang besar maka tanaman ini dapat menyimpan air dan dapat memunculkan sumber mata air baru.


AREN


AREN
 

Dalam pembuatan Kebun Bibit Rakyat ( KBR ) tanaman produktif juga masuk dalam kebutuhan bibit yang harus ada. Untuk jumlah bibit tanaman produktif yang masuk dalam kegiatan KBR adalah ± 10 persen dari bibit tanaman kayu-kayuan. Dengan adanya pembuatan bibit tanaman produktif maka mendidik masyarakat untuk menanam tanaman dengan penanaman secara heterogen yaitu menanam tanaman produktif atau buah diantara tanaman kayu sehingga nantinya diharapkan masyarakat mendapatkan nilai ekonomis dari penanaman tersebut.



PETAI



Demikian sekilas tentang Jenis tanaman produktif dan manfaatnya. Semoga dapat bermanfaat.

Salam Lestari !!!!!